Thursday, October 10, 2013

Chapter 1 EBook 1 - Digital Theory : Theorizing New Media

New Media atau media baru merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara  teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet.
Di dalam buku ini kita bisa mempelajari tentang New Media dengan cara cara yang sederhana dan tidak butuh menggunakan banyak teori dan metode yang merepotkan, buku ini berisi tentang rangkuman untuk bisa mempelajari New media dengan cara yang mudah dan gampang di ingat.

Modernisme dan "Media Lama"

Modernisme dimulai sekitar akhir abad ke 19. Modernisme adalah istilah umum yang diberikan untuk cara yang masyarakat manusia menanggapi perubahan yang berlangsung selama revolusi industri. Modernisme cenderung untuk menantang dan merevolusi mistisisme agama dunia pra-industri dikarenakan modernisme itu lebih mementingkan ilmu pengetahuan dan keadaan keadaan yang nyata, sehingga tentang agama dan hal hal industri semuanya dianggap sebagai musuh modernisme.

Berdasarkan pada kemajuan modernisme yang diyakini oleh para ahli, kemajuan ini sering dianggap sebagai sebuah terobosan atau sebuah hal baru yang menjanjikan pada jaman revolusi jaman ini. David Harvey yang mengatakan "berjuang untuk menghasilkan sebuah karya seni ditempat yang unik, harus menjadi individu yang kompetitif". Kemajuan modernisme tersebut juga bisa kita temukan pada majalah, koran, televisi, dan hal lainnya.

Ada banyak hal mencerminkan penghinaan modernisme pada media. Terutama yang paling merasakan adalah 'The Frankfurt School', ketika mereka diasingkan dari Jerman ke Amerika mereka terkejut karena budaya massa Amerika berbagi banyak kesamaan dengan produk-produk dari produksi massal. Secara khusus , Sekolah Frankfurt suka melihat media sebagai produk standar industrialisasi, sering menghubungkan budaya massa dengan aspek Fordisme.

Kegelisahan media juga datang untuk menginformasikan beberapa aspek penyiaran kebijakan. Contohnya gagasan BBC yang menyebutkan bahwa politik dan teoritis mirip dengan cita-cita modernisme. John reith berpendapat bahwa penyiaran harus digunakan untuk membela budaya tinggi terhadap sifat merendahkan dan pengaruh massa. Ini adalah salah satu alasan mengapa dia berpendapat begitu kuat bahwa BBC harus dibiayai sepenuhnya oleh perpajakan. Meskipun begitu, Reith prihatin terhadap rusaknya budaya massa yang tidak berpendidikan.

Persepsi khalayak massa umumnya pasif dan mudah tertipu, tercermin dalam analisis media selama periode modernisme, khususnya di "efek" model penelitian khalayak. Kadang-kadang disebut sebagai model "jarum suntik", mereka seperti sepenuhnya tidak berdaya dan terus-menerus "disuntik" oleh pesan media , seolah-olah itu beberapa bentuk narkotika pengubah pikiran.

Meskipun sekolah Frankurt pesimis terhadap media, mereka masih layak dipuji karena bisa mengambil bentuk-bentuk baru dari media baru yang layak untuk akademis sekolahnya. Proyek ini dilanjutkan dan dikembangkan oleh struktualis. Sebagian tumbuh dari keyakinan pada kekuatan ilmu pengetahuan dan rasionalisme, menurut struktualisme setiap individu dibentuk oleh struktur sosiologis dan psikologis. Semiotika memainkan peran sentral pada hal ini, yang ditetapkan dari budaya fotografi dan komik. Studi semacam ini melibatkan penyelidik konstruksi dan pemeliharaan realitas oleh kelompok tertentu.

Roland Barthes (1957-1973) buku mitologi sangat memengaruhi terhadap semua budaya. Namun meninggalkan sedikit keraguan bahwa struktualisme budaya masih menjadi ideologi yang dimiliki oleh rakyat.

Dengan cara seperti ini, kita bisa mengidentifikasi beberapa komponen utama dari media dan usaha yang telah disusun selama bertahun-tahun. Secara khusus konteks modernisme memberikan kita wawasan teoritis sehingga kita mudah untuk memahami media. Sekarang kita bisa dengan mudah memahami media media karena hal hal yang sudah ada sebelumnya.


Postmodernisme dan Media Baru

Modernisme pada umumnya dihubungkan dengan industri pada awal revolusi. Semuanya terjadi pada awal masa revolusi. Dalam dunia ‘postmodernisme’ tidak ada acuan diluar komoditas dan teknologi yang mulai menghilang secara perlahan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat pasca industri mempengaruhi teori dari media yang saat ini sangat heboh dikalangan masyarakat. Levinson (1999) mengantisipasi dampak dari New Media untuk meningkatkan interaktivitas penonton dengan informasi elektronik.

Pergeseran teoritis dalam konsepsi media dilakukan oleh banyak pekerjaan informasi melalui pos struktualisme. Dipengaruhi oleh Louis Althusser (1971) dan Antonio Gramsci (1971), media secara bertahap mulai untuk mengakui ideologi yang lebih kompleks dari pada yang dibayangkan oleh masyarakat. Elen Seiter berkata bahwa ‘struktualisme menekankan bahwa teori psikoanalis dan ideologi berada dibawah pengaruh struktualisme’.

Ketidakpastian saat ini mengubah sarana dimana komputer tidak hanya memahami media, tetapi juga menerima data. Ini adalah langkah dimana konsep modernisme dan struktualisme kembali aktif dan mempunyai makna yang mendalam.

Penting untuk kedua postmodern bahwa makna itu sendiri tidak sepenuhnya dipahami oleh banyak masyarakat. Modernisme cenderung untuk mencari makna dan kebenaran diantara kekacauan dunia modern pada saat ini.

Ketidakstabilan modernisme pada abad ke 20 berangsur-angsur menjadi lebih skeptis. Meskipun sangat sulit untuk memahami teori tesebut, banyak kritikus berpendapat bahwa dunia barat semakin sinis. Jean Francois Lyotard berpendapat ‘dalam masyarakat kontemporer, postmodern telah kehilangan kredibilitasnya’.

Ketidakpercayaan terhadap proyek revolusioner modernitas dapat membantu menjelaskan postmodernisme adalah sikap yang sangat membantu. Ini membuat Andy Warhol memahami beberapa seni yang dianut oleh masyarakat luas.

Memang, beberapa kritikus modern berpendapat bahwa kini semakin mustahil untuk membedakan citra media nyata. Mereka menyatakan bahwa perbedaan manusia dan mesin sekarang mulai menghilang. Mark Dery menyatakan ‘interaksi kita dengan dunia sekitar dipengaruhi oleh media komputer’.

Untuk beberapa kritikus , lalu , kerangka teoretis seperti memberi kita arena kritis baru
melalui mana kita dapat mulai memahami dan menjelaskan berbagai aspek Baru
Media. Misalnya, postructuralist dan postmodernis ketidakpercayaan yang stabil dan
gagasan tetap dari ‘nyata’ cenderung untuk mencerminkan lanskap New Media di mana seperti
definisi tradisional semakin menjadi problematis oleh teknologi baru. New Media saat ini memproduksi dari transformasi teknologi telah muncul dilema politik dan etika masyarakat kontemporer.

Karena ini menunjukkan masalah apa yang kita pernah alami, pasti mempengaruhi gagasan yang telah kita miliki. Hal ini sangat kontras dengan dunia dimana identitas adalah warisan utama dari suatu bangsa.

Gagasan tentu tampaknya berada dalam kontras langsung ke konsep kewarganegaraan. Kritikus modernisme berpendapat bahwa gagasan merupakan cermin dari keagamaan suatu bangsa.

Berdasarkan apa yang telah kita lihat, masyarakat semakin menyukai perkembangan media pada abad ini. Youtube,my space, dan website lainnya merupakan hasil bahwa teknologi jamn sekarang sudah sangat jauh lebih maju.

Memang, John Reit tampaknya sangat berlebihan dalam menyatakan tentang teknologi tetapi itu sangat cocok dengan apa yang sedang kita alami sekarang bahwa kita tidak bisa terlepas dari media sedikit pun.

Peningkatan interaktivitas antar media juga meningkatkan demokratis masyarakat. Informasi saat ini sangat cepat berkembang, seperti berita di internet yang sangat pesat informasinya.

Kesimpulan :
Bagaimanapun pemikiran anda, media tidak mengalam perubahan yang signifikan selama 20 tahun belakangan ini. Maka dari itu, kerangka teori saat ini memudahkan kita untuk memahami sisi positif dan negatif dari media elektronik yang ada pada saat ini.

No comments:

Post a Comment